Echa, hujan!” Aku memanggil nama itu, menoleh, melihatnya, dan seketika tubuhku membeku. Hujan yang menderas tapi hatiku kian panas. Aku berdiri kaku, mengepalkan tangan, mencoba untuk menghilangkan gemetar tubuh yang aku yakin tidak ada hubungannya dengan udara dingin. Ya Tuhan ..., buat apa aku diundang ke sini? Untuk menyaksikan mereka bersama dan membiarkan hatiku terhempas bersama …