“Pantas belakangan ini pernak-pernikku hilang satu-satu. Ternyata dia pelakunya!” Sarah menunjuk-nunjuk ke arah Tiana. Yunita memicingkan mata dan melipat lengan di depan dada. Pom-pom merah jambu tergeletak di kakinya. “Baru kemarin ikat rambut favoritku hilang.” “Bukan gitu, aku cuma mau pin—